Sabtu, 29 Agustus 2015

Maavkan Putramu ibu

Libur kuliah adalah Moment yang dinanti nantikan oleh sebagian besar mahasiswa yang sedang aktif menjalani perkuliahan, begitu juga denganku. Apalagi,bagi mahasiswa yang  rumahnya sangat jauh dari kampus sebut saja mahasiswa perantauan. Tentu, moment liburan takkan disia siakan untuk melepas rindu bersama keluarga, sahabat, bahkan orang terkasih, setelah sekian lama tak bertemu dan bercanda hingga tertawa bersama.
Hahh.... Memang akan sangat berarti dan sangat indah suatu ikatan,entah itu ikatan kasih, kekeluargaan, dan persahabatan setelah semuanya berpisah.. Tangan, kaki, tubuh serta pikiran yang dlu bersusah payah bersama untuk mencari rezeky yang halal. Air mata yang menangis bersama, disetiap malam bersamamu ketika sujudku kepada-NYA. Lisan yang tak pernah lelah, tak pernah bosan, untuk memberikan nasihat - nasihat terindah demi kebaikan sang Anak. Serta lisan yang tak kenal waktu, untuk selalu mendo'akan  Anak - Anaknya kepada Sang Maha Pencita agar kelak anaknya bisa menjadi khalifah yang berguna untuk keluarganya dan negerinya serta seluruh ummat manusia di muka bumi ini.
Ibu,.. melaluli rangkain kata yang tulus dari dalam hati ini.
Putramu ini memohon maav yang se ikhlas-ikhlasnya, maafkan aku jika saat libur menjalani pendidikan dan aku pulang kerumah. Namun, jarang sekali aku bersamamu, untuk membantumu "matun,nyiram pepohonan" di sawah, membantumu memasak dirumah,dan membantu segala kerepotanmu dirumah. Jangankan membantu pekerjaanmu, untuk curhat dari hati ke hati saja tidak pernah!!!!! justru lebih banyak waktu luangku ku gunakan untuk bersenang-senang bersama teman teman lamaku, banyak waktu luangku ku gunakan bersama laptop dan tugas - tugas yang kubawa kerumah.
Ibu, Maavkan putramu juga. Saat pulang, harusnya kabar gembiralah yang ku bawakan untuk mu. Bukan sebuah kabar, yang membuat hatimu panik, khawatir dan sedih.
Apabila butiran butiran huruf dengan penuh kerendahan hati serta permohonan maav ini tak sampai kepadamu melalui tulisan ini atau lisanku. Aku hanya bisa memohon kepada Sang Pemberi Nikmat, hapuskanlah segala perasaan kekhawatiran dan kesedihan seorang Ibu kepada anaknya, gantikanlah dengan prasangka yang baik yang membuat jiwa seorang ibu menjadi senang.
Ibu. .. Engkau adalah insan yang luar biasa bagi para putra-putrimu. Buktinya, "seberapapun jumlah sang anaknya, yang namanya sang ibu meskipun hanya satu pasti bisa merawatn anak-anakya". Berbeda dengan sang anak,"sbanyak apapun sang anak, belum tentu bisa merawat 1 ibu".
Ibu, mudah-mudahan kita dipertemukan lagi... Dengan kondisi lebih baik dari hari kemarin.
Trimakasih atas segala kasih, yang telah engkau berikan pada jiwa ini.