Hari ini kebetulan saya ada acara keluar kampus yaitu memfotokopi bahan mata kuliah. Dalam perjalan di angkot saya bertemu dengan seorang nenek-nenek dan anak kecil, dimana anak kecil itu adalah cucunya. Dalam hati, saya beranggapan mungkin nenek beserta cucunya itu mau pergi berbelanja atau bersenang-senang, dan mungkin mereka juga penduduk asli sini. Namun, setelah saya tanya dan ngobrol panjang bersama nenek tersebut. Ternyata nenek tersebut hendak ke SD cucunya untuk mengambil SKHU cucunya yg sudah hampir 3 tahun tak kunjung keluar, anak tersebut sekarang sudah kelas 3 SMP dan akan ujian oleh karena itu membutuhkan SKHU SD nya sebagai salah satu syarat. Nenek tersebut rela jauh-jauh dari purwokerto ke bogor hanya untuk mengurusi pendidikan cucunya.
Dari cerita ini, ada hikmah yg bisa kita ambil.
Bahwa, sayangilah kakek nenek kita dan anggaplah mereka seperti orang tua kandung kita. Sehingga, kasih sayang yang kita keluarkan bukanlah formalitas belaka tapi kasih yg tumbuh dari lubuk hati seorang cucu
blog ini membagikan seputar Ilmu Pengetahuan, Teknologi Informasi, Budaya, Wawasan dan Pengalaman Hidup
Rabu, 21 Oktober 2015
Kasih sayang nenek
Senin, 19 Oktober 2015
Kisah 2 Orang Polisi
Yang kedua namanya, Wahyu Irma Damayanti, dia rekan seangkatanku juga di SMA, dan kebetulan juga dulu saya, irma dan Triharyono satu organisasi di OSIS SMAN Sumpiuh. Dahulu, waktu SMA yang namanya irma ini punya penyakit yang mengakibatkan kepalanya sering sakit, hidungya sering mimisan bahkan dia juga sering sekali pingsan jika sakit dikepalanya sudah tak kuat dipanggulnya. ketika pelajaran di kelas, sering sekali dia izin ke toilet dan ketika izin ke toiletpun waktunya tidak sebentar, namun cukup lama. Tahu nggak anda, kenapa lama??? jadi setiap dia ke toilet itu karena membuang darah yang ngalir dari hidungnya atau menahan rasa sakit pada kepalanya, karena jika nahan sakitnya di kelas mungkin nggak enak sama temen-temenya, bahkan dia pernah pingsan di kamar mandi mungkin karena sakitnya itu. Namun ini bukan sakit meningitis, karena beda dengan meningitis. Seingat saya itu adalah pembengkakan pada pembuluh darah di otaknya. Setelah lulus, dia mungkin nggak diterima di SNMPTN dan SBMPTN Perguruan Tinggi Negeri dan itu sama halnya dengan saya, akhirnya kita mencoba mencari dan mendaftar sekolah kedinasan, dulu kita sempat daftar bareng ke jogja untuk STMKG namun akhirnya setelah seleksi kita tidak diterima disana, kemudian kita daftar STSN disinilah kita mulai berbeda jalan, setelah seleksi selesai yang dinyatakan diterima kebetulan saya, sementara dia tidak. Saat itu, kondisinya masih sakit-sakitan seperti yang saya ceritakan di atas. Selepas itu saya sudah tidak pernah berhubungan atau berkomunikasi lagi dengannya, 1 tahun kemudian saya mendapat kabar tentangnya, menurut anda kabar tentang penyakitnya ataukah kabar yang lain tentangnya?????? kabarnya adalah bahwa dia telah diterima di kepolisian. "dalam benak saya merenung... ketika mendengar hal tersebut, karena mungkin kalo melihat kondisinya 1 tahun yang lalu, ini sangatlah tidak wajar. Tapi ini lah kuasa Allah SWT"
Selamat dan Sukses kawan SMA ku yang kini telah menjadi Penegak Kebaikan de Negeri Pertiwi ini.
Sabtu, 10 Oktober 2015
Belajar mengolah jiwa
Permasalahan terbesar kehidupan sebenarnya ada dalam diri setiap insan manusia. Tinggal bagaimana, kita mengolahnya saja, mana yang harus dipikirkan serta mana pula yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Dan yang memutuskan serta mengklasifikasikan segala sesuatu yang terjadi sebagai masalah atau tidak, ya diri kita sendiri. Bukankah benar seperti itu.
Namun, ada juga satu hal yang menjadi masalah dan memang semuanya tergantung pada bagaimana jiwa ini mengolahnya, yaitu ego. Entah itu ego pada diri sendiri, kelompok, dll.
Salah satu hal yang saya tidak sukai adalah ketika kita merasa bisa untuk melakukan segala sesuatu secara sendiri, merasa paling benar pendapatnya sehingga susah untuk menerima masukan dan nasihat dari orang lain. Ya Allah ya Tuhan kami, seandainya kami boleh memohon. Kami mohon jangan berikan kami kecerdasan yang justru akan membuat kami berbangga diri dan ingkar, jangan berikan kami jabatan yang justru akan menjerumuskan kami ke jurang kehancuran, serta jangan berikan kami insan akhwat yang justru akan menjauhkan kami dari Mu ya Rabb, tapi berikanlah segala kasih Sayang Mu kepada kami sebagai Rahmat yang berkah untuk kami y Rabb.
Jadikanlah tunas - tunas muda ini seperti pohon padi, yang smakin banyak isinya maka akan semakin merunduk dan rendah hati.
Jumat, 09 Oktober 2015
Ujian di balik Menasehati
yang membuat saya kagum yaitu, pada akhir untaian katanya yang indah dan penuh makna, yang mana memang bersumber dari pengalaman orang lain dan pengalaman pribadinya. Dia mengatakan "Tidak usahlah takut akan ujian yang Tuhan berikan kepada kita, karena dengan cara itulah Tuhan akan mengangkat derajat kita ke level yang lebih baik."